Keimanan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ahlaknya. Semakin baik ahlak seseorang maka hal itu menunjukan semakin tinggi imannya. Sebaliknya, ahlak yang buruk menunjukan iman yang terguru atau mengalami penurunan. Kedua hal itu bisa terjadi pada siapapun dan kapanpun karena Rosulullah SAW sendiri telah mengingatkan bahwa iman itu bisa bertambah bisa berkurang atau naik dan turun. Para ulama juga menyebutkan bahwa, siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya. Siapa yang menjaga akhlaknya maka imannya akan terpelihara.
Rosulullah SAW bersabda : "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik ahlaknya". (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Hakim, Shahihul Jaami').
Hadits ini menunjukan bahwa semakin tinggi iman seseorang, maka semakin baik pula ahlaknya, dan bahwa ahlak yang buruk menunjukan kekurangan pada imannya. Demikian juga menunjukan bahwa ahlak merupakan refleksi keimanan dan buahnya.
Ibarat menanam poho, ada kalanya pohon itu hanya berdaun lebat dan ada kalanya berbuah lebat. Pohon yang berbuah adalah orang baik yang memberi manfaat kepada orang lain. Sedangkan yang hanya berdaun lebat, seperti orang baik tapi hanya baik untuk dirinya sendiri. Tidak memberi faedah bagi orang lain dari keberadaannya di dunia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an "Kebijakan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan Barat. Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta kasayangan nya kepada kerabatnya, anak yatim, orang miskin, musafir(yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan sholat menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janji apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam perperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah:177).
Dengan jelas dan tegas Allah SWT dalam ayat tersebut mengatakan bahwa orang yang baik disi Allah adalah orang yang hubungan dengan Allah baik dan hubungan dengan manusiapun baik. Tidaklah dinamakan orang yang baik disisi Allah, jika dalam bergaul dengan manusia dengan cara yang baik tetapi hubungan dengan Allah tidak baik, atau hubungan dengan Allah baik, tetapi hubungan dengan manusia tidak baik. Dengan demikian, aqidah dan ibadah memiliki hubungan erat dengan ahlak.
EmoticonEmoticon